Lelaki dewasa menarikan jemarinya di tuts keyboard-lagu terpopuler saat itu-ia teman, kakak, dan pelatih saat itu. Disimaknya tarian jemari itu oleh bocah perempuan di sebelahnya.
L : ayo giliranmu, mainkan sepertiku! (berpindah posisi)
P: (menempati posisi yang ditempati lelaki tadi) iya.. Aku pasti bisa..
Bocah perempuan itu menirukan yang dilihatnya tadi.
L: kamu punya cita-cita apa? (Tanyanya tiba-tiba)
P: mungkin musisi, karena aku suka musik (jawabnya tanpa menghentikan tarian jemarinya)
L: bagus, aku dukung! (Ucapnya dg memberikan arahan, masukan, dan dorongan)
P: (memperhatikan dengan seksama tanpa melepaskan tarian jemarinya di atas tuts keyboardnya)
Itu adalah cita-cita gadis SMP, pencinta, dan penikmat musik. Sekarang, ia tak dapat mewujudkan cita-citanya. Ia hanya bisa menulis diksi-diksi yang ia ciptakan dibalik pikiran ke dalam tulisan. Dia memang tak dapat menjadi musisi seperti yang ia cita-citakan. Tapi ia mendapatkan lelaki yg begitu hangat denganya, dan dia adalah seorang musisi.
Cuplikan Masa Kecil
Diposting oleh
Unknown
|
Read User's comments(1)
Langganan:
Postingan (Atom)