Bimbingan dan konseling merupakan dua
istilah yang sering dirangkaikan bagaika kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan
bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling.
A.
Pengertian
Bimbingan
Menurut Jones (1963), Guidance is the
help given by one person to another an making choice and adjustments and in
solving problems. Dalam pemgertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas
pembimbing hanyalah membantu agar individu
yang di bombing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan
terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing.
Menurut Bimo Walgito (1982:11), Bimbingan
adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan dalam mengatasi
kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan itu dapat
mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari berbagai pengertian bimbingan yang
dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan:
a. Suatu
proses yang tidak berkesinambungan
b. Suatu
proses membantu individu
c. Bantuan
yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat
mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan.
d. Kegiatan
yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan
diriya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.
B.
Pengertian
Konseling
Istilah konseling diartikan sebagai
penyuluhan. Istilah penyuluan dalam kegiatan bimbingan menurut beberapa ahli
kurang tepat. Menurut mereka yang lebih tepat adalah konseling karena kegiatan
konseling ini sifatnya lebih khusus, tidak sama dengan kegiatan penyuluhan lain
seperti penyuluhan dalm bidang pertanian dan penyuluhan dalam keluarga
berencana.
Banyak ahli yang memberikan makna
tentang kobseling, yaitu:
1. James
P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976:19)
Konseling adalah suatu pertalian timbale
balik antara dua orang individu dimana yang seorang (konselor) membantu yang
lain (konseli) supaya dia dapat yang lebih baik memahami dirinya dalam
hubungannya dalam masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu
yang akan datang.
2. Bimo
Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuanyang diberikan
kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan
cara yang sesuai keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dikatakan bahwa kegiatan konseling itu menpunyai cirri-ciri sebagai berikut:
o
Pada umumnya dilaksanakan secara individual.
o
Dilakukan dalam suatu perjumpaaan tatap
muka.
o
Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan
orang yang ahli.
o
Tujuan pembicaraan dalam proses
konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien.
o
Individu yang menerima layanan akhirnya
mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuaannya sendiri.
Tujuan
Bimbingan dan Konseling
Tujuan bimbingan di sekolah adalah
membantu siswa:
o
Mengatasi kesulitan dalam belajarnya,
sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi.
o
Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan
yang tidak baik yang dilakukan pada saat proses belajar-mengajar berlansung dan
dalam hubungan sosial.
o
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang
berhubungan dengan kesehatan jasmani.
o
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang
berkaitan dengan kelanjutan studi.
o
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang
berhubungan dengan perencanaan dan pemilih jenis pekerjaan setelah mereka
tamat.
o
Mengatasi kesulitan-kesulitan yang
berhubungan dengan masalah sosial-emosional di sekolah yang bersumber dari
sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan
sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.
Disamping tujuan-tujuan tersebut, Dowing
(1968) juga mengemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan di sekolah sebenarnya
sama dengan pendidikan terhadap diri sendiri, yaitu membantu siswa agar dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial psikologi mereka, merelisasikan
keinginanya, serta mengembangkan kemampuan atau potensi.
Landasan-Landasan
Bimbingan dan Konseling
Menurut Winkel (1991) landasan-landasan
itu adalah sebagai berukut:
o
Bimbingan selalu memperhatikan
perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk
berkembang.
o
Bimbingan berkisar pada dunia subyektif
masing-masing individu.
o
Kegiatana bimbingan dalaksanakan atas
dasar kesepakatan antara pembimbing dengan dibimbing.
o
Bimbingan berdasarkan pengakuan akan
martabat dan keluhuran individu yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai
hak- hak asasi (human rights).
o
Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat
ilmiah yang mengintregasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian
bantuan psikologi.
o
Pelayanan ditujukan kepada semua siswa,
tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.
o
Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu
berlangsung secara terus menerus, berkeninambungan, berurutan, dan mengikuti
tahap-tahap perkembangan anak.
Prinsip
Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah
landasan teoritis yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling,
agar layanan tersebut dapat lebih terarah dan berlangsung dengan baik. Bagi
para konselor dalam melaksanakan kegiatan ini perlu sekali memperhatikan
prinsip-prinsip tersebut, antara lain:
1.
Prinsip-prinsip
umum
Dalam prinsip umum ini dikemukakan
beberapa acuan umum yang mendasari semua kegiatan bimbingan dan konseling.
Prinsip-prinsip umum ini antara lain:
·
Karena bimbingan itu berhubungan dengan
sikap dan tingkah laku individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku
individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet, sikap
dan tingkah laku tersebut dipengarui oleh pengalaman-pengalamannya.
·
Program bimbingan haris sesuai dengan
program pendidkan di sekolah yang bersangkutan.
·
Pelaksanaan program bimbingan harus
dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki jeahlian dalam bidang bimbingan dan
sanggup bekerja sama dengan pembantunya serta dapat dan bersedia mempengarui
sumber-sumber yang berguna diluar sekolah.
·
Terhadap program bimbingan harus
senantiasa dilakukan penilaian secara teratur untuk mengetahui sampai dimana
hasil dan manfaat yang diperolrh serta persesuaian antara pelaksanaan dan
rencana dirumuskan terdahulu.
2.
Prinsip-prinsip
yang berhubungan dengan individu yang dibimbing.
·
Layanan bimbingan haris diberikan kepada
semua siswa.
·
Harus ada kriteria untuk mengatur
prioritas layanan kepada siswa tertentu.
·
Program bimbingan harus berpusat kepada
siswa. Program yang disusun harus didasarkan atas kebutuhan siswa.
·
Layanan bimbingan harus dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam dan serba
luas.
·
Keputusan terakhir dalam proses
bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing.
·
Individu yang mendapatkan bimbingan
harus berangsue-angsur dapat membimbing dirinya sendiri.
3.
Prinsip-prinsip
khusus yang berhubungan dengan individu yang memberikan bimbingan.
·
Konselor di sekolah dipilih atas dasar
kualifikasi kepribadian, pendidikan,pengalaman, dan kemampuanya.
·
Koselor harus mendapatkan kesempatan
yntuk mengembangkan dirinya serta keahlianya melalui berbagai latihan penataran
·
Konselor hendaknya selalu memepergunakan
informasi yang tersedia mengenai individu yang di bimbing besrta lingkungannya,
sebai bahan untuk membabtu individu yang bersangkutan kearah penyesuaian diri
yang lebih baik.
·
Konselor harus menghormati dan menjaga
kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbing itu ada yang perlu
dirahasiakan.
·
Konselor hendaknya mempergunakan
berbagai jenis metode dan teknik yang tepat dalam melakukan tugasnya.
·
Konselor hendaknya memeperhatikan dan
memepergunakan hasil penelitian dalam bidang: minat,kemampuan dan hasil belajar
individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
4.
Prinsip-prinsip
khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi bimbingan.
·
Bimbingan harus dilaksanakan secara
berkesinambungan.
·
Dalam pelaksanaan bimbingan harus
tersedia kartu pribadi (coomulative record) bagi setiap individu (siswa).
·
Program bimbingan harus disusun sesuai
dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan.
·
Pembagian waktu harus diatur untuk
setiap petugas secara baik.
·
Bimbingan harus dilaksanakan dalam
situasi individual dan dalam situasi kelompok, sesuai dengan masalah dan metode
yang di pergunakan dalam memecahkan masalah itu.
·
Sekolah harus bekerja sama dengan
lembaga-lembaga diluar sekolah yang menyelenggarakan layanan yang berhubungan
bimbingan dan penyuluhan pada umumnya.
·
Kepala sekolah memegganng tanggung jawab
tertinggi dalam pelaksanaan bimbimgan.
Peranan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah dalam Pembelajaran Siswa
Dalam proses pembelajaran siswa, setiap
guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar
yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa
terwujud, sering mengalami sebagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai
pertanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari
berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakam Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut:
1)
Hasil belajar belajar rendah, di bawa
rata-rata kelas.
2) Hasil
yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3) Menunjukan
sikap yang kurang wajar: suka menentang, dusta, tidak mau menyelesaikan
tugas-tugas, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar
kadang-kadang ada yang mengerti bahwa dia mempunyai masalah tetapi tidak tau
bagaimana mengatasinya, dan ada juga yang tidak mengerti kepada siapa ia harus
meminta bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila msalahnya itu belum
teratasi, mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena konsentrasinya
akan tergangu.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di
atas, maka bimbingan dan konseling dapat memberikan layanan dalam: (1)
bimbingan belajar, (2) bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi
masalah masalah pribadi.
1.
Bimbingan
belajar.
Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah
yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik disekolah maupun diluar sekolah.
Bimbingan ini antara lain meliputi:
a) Cara
belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual.
b) Cara
bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
c) Efisiensi
dalam menggunakan buku-buku pelajaran.
d) Cara
mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran tertentu.
e) Cara,
proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran.
2.
Bimbingan
sosial.
Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan
dengan masalah sosial, ini dimaksudkan untuk:
a)
Memperoleh kelompok belajar dan bermain
yang sesuai.
b)
Membantu memperolrl persahabatan yang
sesuai.
c)
Membantu mendapatkan kelompok sosial
untuk memecahkan masalah tertentu.
3.
Bimbingan
dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam
mengatasi masalah-masalah pribadi, yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
Siswa yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/dipecahkan, akan cenderung
tergaggu konsentrasi dalam belajarnya, dan akibatnya prestasi belajar yang
dicapainya rendah. Dalam kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C tentang pedoman
bimbingan dan penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang
memerlukan masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling, yaitu masalah
akibat konflik antara:
a)
Perkembangan intelektual dengan
emosional.
b)
Bakat dengan aspirasi lingkungannya.
c)
Kehendak siswa dengan orang tua atau
lingkungannya.
d)
Kepentingan siswa dengan orang tua atau
lingkungannya
e)
Situasi sekolah dengan situasi
lingkungan.
f)
Bakat dan pendididkan yang kurang
bermutu dengan kelemahan keengganan mengambil pilihan.
Masalah-masalah pribadi ini juga sering
ditimbulkan oleh hubungan muda-mudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing
(1968) bahwa layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat. Terutama dalam
membantu:
a) Menciptakan
suasana hubungan sosial yang menyenagkan.
b) Menstimulasi
siswa agar mereka meningkatkan partisipasinya dalam kegiatan belajar-mengajar.
c) Menciptakan
atau mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
d) Menciptakan
dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar.
1 komentar:
thanks ya mbak ayu... :)
Posting Komentar