Indonesia memiliki berbagai macam budaya. Budaya-budaya
tersebut merupakan warisan yang harus dilestarikan.
Pelestariannya yakni memberi apresiasi terhadap
budaya tersebut. Bentuk
sederhanyanya dapat berupa menikmati budaya, atau mempelajari budaya yang ada di Indonesia. Seperti
tertulis dalam cerpen sebagai berikut.
Anak-anak berlarian
mendekat. Mereka mengelilingi para penabuh hingga membentuk lingkaran yang
makin lama makin memadat. (Asap
Rokok di Jilbab Santi, hal. 2)
Orang-orang akan
berdiri di tiap pagar depan rumah mereka. Sedangkan anak-anak mengikuti para
penabuh gamelang dari rumah hingga…… (Asap Rokok di Jilbab Santi, hal. 2)
Dari dua kutipan cerita tersebut menjelaskan bahwa perlakuan masyarakan
yakni sekedar menikmati kesenian (budaya) saja. Padahal alangkah baiknya,
masyarakat tidak hanya menikmatinya saja melainkan ikut serta dalam
melestarikannya dengan cara mempelajari kesenian (budaya) tersebut. Dengan
sikap tersebut, tidak hanya melestarikan kesenian (budaya) saja, tetapi iku
serta merawat kesenian (budaya) agar tidak “diambil” oleh Negara lain. Seperti
dalam kutipan cerpen berikut.
Kecintaan Sogol
pada kuda lumping ternnyata tak hilang. Hari itu ada sekelompok kesenian yang
diikutinya lewat di depan rumah. Sogol masih mengenal beberapa anggotanya. Dia
meminta agar kelompok itu main di sini. Dan mereka setuju. (Asap Rokok di Jilbab Santi, hal. 5)
Karena sudah merasa
sudah lama tak terlibat, tiba-tiba Sogol memutuskan untuk bermain. (Asap Rokok di Jilbab Santi, hal. 5)
Budaya dapat dikatakan
sebagai hasil pikiran masyarakat yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah.
Terkadang sebuah kebiasaan bertentangan dengan nilai keagamaan. Seperti dalam
kutipan cerpen berikut.
“Kalau aku mati,
madikan mayatku dengan tuak.”, kata Sogol sambil mengangkat gelasnya yang masih
penuh saat masih hidup. (Asap
Rokok di Jilbab Santi, hal. 3)
“Tidak usah air.
Dia minta dimandikan dengan tuak. Bukan air”. (Asap Rokok di Jilbab Santi, hal. 11)
Kutiapan teks cerpen tersebut tersirat adanya suatu budaya yang menempel
dalam kehidupan dalam cerpen. Budayanya yakni mengenai amanat orang meninggal
harus dilaksanakan. Dalam teks pertama yakni harapan Sogol belum meninggal, dan
yang kedua mengenai proses pelaksanaan amanat Sogol. Dari kedua teks tersebut
terdapat adanya pertentangan mengenai suatu budaya dengan nilai agama. Budaya
mengenai amanat orang sebelum meninggal harus dilaksanakan, dan proses memandikan
mayat yang berbeda dengan hukum agama.
Pertentangan antara kebudayaan (amanat orang meninggal) dengan
nilai agama (memandikan mayat) haruslah tidak terjadi. Karena nilai / hukum agama
merupakan bagian dari pedoman
hidup manusia yang harus dilaksanakan dan itu merupakan
aturan dalam sebuah keyakinan. Dengan kata lain
nilai agama merupakan dasar suatu budaya. Sehingga amanat seseorang yang
meninggal tidak harus dilaksanakan jika hal tersebut bertentangan dengan nilai
keagamaan. Hal tersebut seperti yang tertulis dalam cerpen sebagai berikut.
….. Perempuan itu, dengan tangan gemetar, menidurkan
jerigen sehingga tuak mengalir ke tanah. Para pelayat terdiam. Sebagian besar
bergeser kakinya karena ada tuak mengalir. Tanpa menunggu isinya habis, jerigen
ketiga, keempat, kelima, dan seterusnya ditidurkan ke tanah. Tuak dalam jerigen
itu mengalir bersama-sama ke tanah. (Asap
Rokok di Jilbab Santi, hal. 15)
Sikap perempuan tersebut sebagai tanda bahwa amanat Sogol
tidak telaksana. Dia menerapkan tata cara memandikan mayat sesuat dengan hukum
agama. Selain itu dia juga berharap agar Sogol menjalani proses sesuai agama.
Hal tersebut terdapat dalam cerpen sebagai berikut.
“Saya ini istri almarhumah Kang Sogol. Sayalah yang
berhak menentukan. Saya minta jenazah suami saya dilakukan sewajarnya. Maafkan
suami saya. Saya minta Pak Modin… Pak Modi….”, suara perempuan itu makin
gemetar. Dia tak sanggup meneruskan kata-latanya. Tangannya ditutupkan ke
wajah. Tubuhnya agak oleng.
Dalam teks tersebut
juga menjelaskan bahwa istri Sogol terpukul tentang perlakuan pelayat terhadap
suaminya. Terlihat dia tidak dapat menahan betapa tersiksanya mengenai musibah
yang menimpa suaminya, dan ditambah dengan perlakuan warga terhadap suaminya.
Maka dari itu dia meminta pak Modin untuk menngurusi jenazah. (Asap Rokok di Jilbab Santi, hal. 16)
1 komentar:
thanks ..sangat membantu
Posting Komentar